JHONATHAN 10C
"KASUS KORUPSI GULA IMPOR"
Sidang kasus kuota impor gula di Sumatera Barat di pengadilan Tindak
Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Selasa (15/11/2016) mengungkap
hubungan antara mantan Ketua DPD RI, Irman Gusman, dengan Direktur Umum
Perum Bulog, Djarot Kusumayakti.
Saat bersaksi untuk terdakwa
pemilik CV Semesta Berjaya Xaveriandy Sutanto dan Memi,
Djarot menyampaikan bahwa dirinya mengakui kewibawaan Irman saat dirinya
dihubungi guna meminta CV Semesta Berjaya menjadi distributor gula
impor di Sumatera Barat.
Anggota majelis hakim Jhon Halasan
Butarbutar dalam sidang itu menanyakan, "Apakah telepon dari saudara
Irman Gusman membuat Anda dari yang tadinya tidak ingin berbuat menjadi
berbuat atau sebaliknya dari yang tadinya berbuat jadi tidak ingin
berbuat?"
"Kalau ini yang dimaksudkan ya karena beliau
[Irman Gusman] seorang yang terhormat dan punya konstituen di daerah
[Sumatera Barat], saya harus segera melakukan [permintaan Irman] itu
dibanding kalau saya mendapat telepon dari orang yang tidak berasal dari
Sumbar dan kewibawaannya tidak seperti beliau," jawab Djarot
Kusumayakti seperti dikabarkan
Antara.Pada kasus kuota
impor gula, Irman Gusman diduga menerima suap sebesar Rp100
dari Xaveriandy Sutanto dan Memi agar CV Semesta Berjaya mendapat jatah
alokasi pembelian gula yang diimpor Perum Bulog untuk disalurkan di
provinsi Sumbar dengan memanfaatkan pengaruh Irman.
CV Semesta
Berjaya sendiri sebenarnya sudah mengajukan PO untuk membeli gula dari
Bulog sebesar 3000 ton sejak 30 Juni 2016. Namun saat itu Perum Bulog
Divisi Regional (Divre) Sumbar belum merespons. Oleh karena itu Memi
menghubungi Irman yang merupakan temannya sejak 21 Juli 2016 silam.
Irman kemudian menelepon Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti. Untuk menindaklanjuti permintaan Irman itu,
Djarot memerintahkan Benhur Ngkaimi selaku
Kepala Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Sumbar untuk mengurus
pembelian CV Semesta sampai mendapatkan gula impor 1.000 ton dari gudang
Bulog di DKI Jakarta.
Terkait hal itu hakim Jhon Halasan
Butarbutar menanyakan, "Kan kewenangan 1.000 di Divre, kenapa harus Anda
langsung? itu kan kewenangan Benhur selaku Kepala Divre Sumbar, kenapa
Anda harus campur tangan?"
"Ini kontrol saya ke pekerjaan
anak-anak, di dalam kondisi yang berbeda sering di bawah tidak sesuai
dengan kenyataan yang ada," jawab Djarot.
"Jadi melakukan itu karena pengaruh atau tekanan Irman?" tanya hakim Jhon.
"Bukan tapi lebih karena keinginan saya agar gula di daerah segera turun harganya," jawab Djarot.
"Apa yang ditangkap dari pembicaraan dengan Irman? Apa meminta bantuan?" tanya hakim.
"Detilnya
yang saya tangkap informasi tentang harga gula di Sumbar yang mahal,
kedua info pengusaha gula di Sumbar yang namanya, Mei lalu akhirnya saya
telepon bu Meme untuk memastikan siapa bu Meme, apa benar kawan Pak
Irman Gusman atau bukan, apa benar pengusaha," jawab Djarot.
Dalam
pembicaraan dengan Meme tersebut, Djarot pun mendapat konfirmasi bahwa
Memi yang juga dipanggil Meme itu berasal dari satu kota dengan Irman di
Padang dan merupakan distributor bahan pokok.
"Yang saya dapat
Bu Meme memang sudah mengajukan permohonan menjadi mitra industri gula
kemudian saya dapat info Bu Meme pengusaha besar bahan pokok untuk
ukuran Sumbar," ungkap Djarot.
Namun persoalannya, CV Semesta
Berjaya hanya mendapatkan 1.000 ton gula dari permintaan 3.000 ton gula
yang diajukan, padahal untuk mendapatkan 1.000 ton gula tidak memerlukan
tindakan dari Dirut Bulog dan hanya butuh dari Kepala Divre Bulog
Sumbar.
"Untuk pembelian sampai 1.000 ton kewenangan di Divre, di
atas 1.000 kewenangan di direktur komersial Bulog, dan ini diajukan
1.000 maka antar Divre kalau dari situ saya lihat Divre Padang tanggal
26 Juli mengajukan ke Divre DKI Jakarta kemudian belum bisa terkirim
karena 26 Juli melalui Divre Padang melampirkan bukti transfer ke Divre
Padang," jelas Djarot.
"Berapa yang dibayarkan Meme?" tanya hakim.
"Saya tidak hapal tapi ekuivalen untuk 1.000 ton gula kristal refinasi," jawab Djarot.
"Kenapa yang dikabulkan 1000 ton?" tanya hakim.
"Sepenuhnya
kewenangan Divre karena saya sebagai Dirut mungkin benar kebutuhan
average gula di Sumbar 3.000 ton per bulan jadi pengajuan 1.000 ton
masih masuk akal tapi itu perhitungan di Divre," jawab Djarot.